PT Tiphone Mobile Indonesia memiliki bisnis utama:
1. penjualan voucher isi ulang, penjualan kartu prabayar dan pasca bayar (74% pendapatan berasal dari segmen ini)
2. penjualan telepon seluler dan aksesoris, bekerja sama dengan vendor global seperti Samsung, LG, iPhone, Nokia, Sony, HTC and BlackBerry. Selain itu Tele juga memproduksi handphone dengan brand Tiphone (26% penjualan berasal dari bisnis ini)
Faktor-faktor yang mempengaruhi return dalam berinvestasi
-Ekspektasi imbal hasil hasil dari dividen 3,8% pada harga 140
-Pertumbuhan dividen sejak perusahaan IPO : negatif dari 9 per saham menjadi saat ini 6 per saham
-Memiliki berbagai macam variasi produk smartphone yang ditawarkan
-Konsumsi layanan 4G yang terus meningkat dari masyarakat seiring dengan meningkatnya kecepatan internet
-Keunggulan kompetitif: menyediakan layanan one stop shopping di outlet mulai dari voucher, kartu prabayar, telepon seluler, pusat service sampai dengan aplikasi seluler, distributor voucher prabayar terbesar dengan 450 gerai, 160 pusat service dan 200.000 reseller aktif.
Risk: resiko yang dimiliki pemegang saham berkaitan dengan kemungkinan penurunan harga saham/dividen/laba bersih
-pertumbuhan terakhir kuartal 3 turun 10%
-Pesaing langsung bisnis voucher: sangat tinggi, banyak pesaing langsung dan tidak langsung misalnya layanan beli pulsa online dari transfer bank, tokopedia, traveloka dsb.
-Pesaing langsung bisnis penjualan handphone: produsen yang memiliki gerai seperti samsung, apple, penjual handphone kios kecil dll
-Persaingan harga antar telepon seluler membuat pertumbuhan bisnis di sektor ini melambat.
Kesimpulan: berinvestasi pada perusahaan ini memiliki ekspektasi return yang rendah dan resiko yang tinggi. Return sebesar 3,8% dividen yield masih belum menarik karena ekspektasi dividen di masa yang akan datang masih belum pasti, ada kemungkinan pertumbuhan dividen saham tele sangat rendah, karena dari historinya pertumbuhan dividen tele 7 tahun terakhir adalah negatif.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi merupakan keputusan individu sehingga tanggung jawabnya ada pada masing-masing individu yang membuat keputusan investasi tersebut. Romy Haryanto tidak bertanggung jawab atas segala keputusan investasi yang dilakukan oleh siapapun, baik itu mendatangkan keuntungan ataupun kerugian, dengan kondisi dan situasi apapun juga, yang diakibatkan secara langsung maupun tidak langsung.